Jakarta, 13 Januari 2020
Assalamu’alaikum..
Hai!
Aku
mau berbagi pengalaman tentang bagaimana mencri magang/PKL, gampang gak, sih?
Jadi, sebenarnya
cari magang/PKL itu gak segampang yang dipikirkan. Karena, gak semua perusahaan
mau terima anak magang/PKL, apalagi untuk jurusan kayak aku gini. Ohiya, BTW
aku sekolah jurusan Usaha Perjalanan Wisata di SMK Negeri 9 Jakarta.
Jurusan yang baru banget, aku merupakan salah satu angkatan pertama jurusan tersebut. Mungkin karena itu juga kali ya, aku dan teman-temanku susah untuk dapat tempat magang/PKL yang sesuai bidang atau suatu perusahaan itu belum percaya sama kualitas murid jurusan UPW di sekolah kami yang masih baru banget. Bahkan, temanku pernah ditolak suatu perusahaan Tour & Travel, karena perusahaan itu gak percaya kalau di sekolah kami ada jurusan UPW.
Jurusan yang baru banget, aku merupakan salah satu angkatan pertama jurusan tersebut. Mungkin karena itu juga kali ya, aku dan teman-temanku susah untuk dapat tempat magang/PKL yang sesuai bidang atau suatu perusahaan itu belum percaya sama kualitas murid jurusan UPW di sekolah kami yang masih baru banget. Bahkan, temanku pernah ditolak suatu perusahaan Tour & Travel, karena perusahaan itu gak percaya kalau di sekolah kami ada jurusan UPW.
Aku
dan temanku Yanna awalnya berencana untuk magang di salah satu Hotel yang ada
di JL. Hayam Wuruk, setlah berdiskusi dengan Raeyhan dan Tomi mereka setuju,
bahkan Tomi menyarankan magang/PKL di Hotel kakaknya saja kalau gak diterima di Hotel tujuan awal kami. Tapi, ketika saya bertanya pada Pak Ali
yang merupakan guru produktif UPW, Beliau menyarankan kami untuk tidak
magang/PKL di Hotel, karena akan sulit membuat laporan, sebab jenis pariwisata
yang diajarkan di sekolah kami lebih ke Ticketing, Perencanaan Tour, dan Perencanaan
event. Dari situ akhirnya aku menyarankan untuk magang/PKL di Galeri Nasional. Sebelum
aku dan teman kelompokku mengantarkan berkas permohonan magang/PKL, Pak Ali
meminta Raeyhan untuk menemani Beliau mendatangi tempat-tempat yang
memungkinkan untuk kami magang, salah satunya Galeri Nasional. Setelah kembalik,
Raeyhan memberi kabar kepada kelompok magang kami, bahwa Galeri Nasional
menerima anak magang/PKL. Raeyhan juga meminta kami segera menyiapkan berkas
permohonan, supaya cepat diantar ke Galeri Nasional. Berkas lengkap, sepulang
sekolah kami mengantar berkas tersebut ke Galeri Nasional kemudian kami berikan
kepada Resepsionis yang langsung diantar ke atasannya. Kami dipersilahkan
pulang dan menunggu kabar kepastian dari pihak Galeri Nasional. Aku dan teman
kelompokku menunggu sekitar dua minggu, namun tidak ada kabar dari pihak Galeri
Nasional. Aku coba mengirim pesan kepada pihak Galeri Nasional melalui
Instagram, tetap tidak ada respon.
Minggu ketiga, Yanna mendapatkan kabar dari pihak Galeri nasional, bahwa ternyata kelompok kami tidak diterima magang/PKL di Galeri Nasional. Seketika aku merasa kesal, kecewa, sedih. Karena usaha kami sia-sia. Tapi, kami segera mencari tempat magang/PKL lain.
Minggu ketiga, Yanna mendapatkan kabar dari pihak Galeri nasional, bahwa ternyata kelompok kami tidak diterima magang/PKL di Galeri Nasional. Seketika aku merasa kesal, kecewa, sedih. Karena usaha kami sia-sia. Tapi, kami segera mencari tempat magang/PKL lain.
Pak Ali menyarankan
untuk magang/PKL di suatu perusahaan yang ada di pelabuhan Ancol, kemungkinan
tugasnya adalah bagian Ticketing. Pak Ali mengajak saya untuk mendatangi
perusahaan tersebut, tapi saat di jalan Pak Ali memiliki ide untuk mendatangi
Pusat Perpustakaan Nasional di Salemba.
Sesampainya, kami sempat dioper-oper, dari gedung lama, gedung baru, lantai 5, lantai 4, ketemu si A, ketemu si B. tapi akhirnya kami menemukan Pak Dirto, yang mengurus berkas pengajuan magang/PKL. Tiga hari setelahnya, aku kembali ke Pusat Perpustakaan Nasional di Salemba bersama dengan Raeyhan.
Waktu yang diperlukan untuk bertemu Pak Dirto kemudian memberikan berkas kepada Beliau tidak sebanding dengan usaha kami menempuh perjalanan jauh saat cuaca sangat terik dan padatnya kendaraan di jalan saat itu. Tapi, tidak masalah. Semua serasa terbalas karena akhirnya aku dan teman kelompokku diberi kepastian untuk magang/PKL di Perpustakaan Nasional. Alhamdulillahnya, kami ditempatkan di Perpustakaan Nasional yang di Monas, karena selain jarak yang tidak terlalu jauh, akses kendaraannya pun gampang.
Sesampainya, kami sempat dioper-oper, dari gedung lama, gedung baru, lantai 5, lantai 4, ketemu si A, ketemu si B. tapi akhirnya kami menemukan Pak Dirto, yang mengurus berkas pengajuan magang/PKL. Tiga hari setelahnya, aku kembali ke Pusat Perpustakaan Nasional di Salemba bersama dengan Raeyhan.
Waktu yang diperlukan untuk bertemu Pak Dirto kemudian memberikan berkas kepada Beliau tidak sebanding dengan usaha kami menempuh perjalanan jauh saat cuaca sangat terik dan padatnya kendaraan di jalan saat itu. Tapi, tidak masalah. Semua serasa terbalas karena akhirnya aku dan teman kelompokku diberi kepastian untuk magang/PKL di Perpustakaan Nasional. Alhamdulillahnya, kami ditempatkan di Perpustakaan Nasional yang di Monas, karena selain jarak yang tidak terlalu jauh, akses kendaraannya pun gampang.
Terimakasih
banyak kepada Pak Ali yang selalu memberi semangat kepada kami untuk terus mencari
tempat magang/PKL, bukan hanya memberi semangat tapi Bapak juga berperan
penting dalam proses pencarian magang/PKL kelompok kami. Tak lupa, terimakasih
kepada pihak Perpustakaan Nasional, terutama kepada Pak Dirto yang telah menerima
kami magang/PKL di Perpustakaan Nasional.
Begitulah
pengalaman aku dan teman kelompokku mencari tempat magang. Maaf apabila ada
kesalahan mengenai tempat magang, mungkinitu karena kurangnya pengetahuanku tentang
dunia permagangan.
Terimakasih telah
membaca, semoga setelah baca kalian jadi semakin berusaha menyiapkan tempat untuk tujuan magang/PKL kalian :)
Jumpa lagi
minggu depan.Semoga harimu menyenangkan!
Wassalamu’alaikum..






Tidak ada komentar:
Posting Komentar